Generasi Islam Pemberani

asdasd | 23.38 | 0 komentar
salamu`alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

Abdurrahman bin Auf didatangi dua orang remaja dari kaum anshar, yaitu Muaz bin Amr Al-jamuh, 14 tahun dan Muawwiz bin Afra berumur 13 tahun. Kedua duanya bersenjatakan pedang. Tentara Quraisy seolah olah tidak menghiraukan kehadiran dua remaja itu karena menganggap kedua duanya tidak berbahaya.


Mereka lebih memilih Abdurrahman bin Auf agar ditawan hidup hidup untuk dijadikan tebusan karena dia terkenal sebagai saudagar yang kaya.
Dalam kondisi kerusuhan pertempuran, Abdurrahman bin Auf berteriak ,” Wahai anak, kamu masih terlalu muda untuk terlibat di peperangan ini, sebaiknya engkau menjauhlah dari tempat ini.”
“Kami mendapat izin daripada ibu dan ayah kami bagi menyertai pasukan Muhammad,” teriak Muaz.
“Saya datang kesini hanya untuk membunuh Abu Jahal. Tunjukkan dimana dia?” Kata Muawwiz dengan penuh semangat.
Pada mulanya Abdurrahman bin Auf tidak menghiraukan kata kata dua remaja itu, tetapi Muaz dan Muawwiz terus mendesaknya supaya menunjukkan dimana Abu Jahal maka akhirnya Abdurrahman terpaksa menyetujuinya.
“ Paman akan tunjukkan kepada kamu dimana Abu Jahal, boleh tahu apa yang akan kamu lakukan apabila berjumpa dengannya? Tanya Abdurrahman bin Auf pula.
“Ibu saya berpesan jangan pulang ke rumah selagi kepala Abu Jahal tidak diceraikan dari badannya,” jawab Muaz bersungguh sungguh.
“Abu Jahal menghina serta menyakiti Rasulullah, saya ingin membunuhnya,” kata Muawwiz pula.
Abdurrahman bin Auf tersenyum mendengar kata kata dari dua orang remaja yang berani itu. Dia berjanji akan menunjukkan Abu Jahal apabila berjumpa. Tiba tiba seorang tentara quraisy menyerang Abdurrahman bin auf dari belakang. Muaz dan Muawwiz yang melihat kejadian itu segera bertindak melindunginya. Muaz dengan cepat menebas kaki tentara Quraisy menyebabkan dia tersungkur dan Muawwaiz pula menikamnya hingga mati. Melihat itu Abdurrahman bin Auf berasa kagum dengan ketangkasan dua remaja itu.
“Tunjukkan kepada kami di mana Abu Jahal,” kata Muaz seolah-olah tidak sabar lagi hendak bertemu dengan ketua pasukan Quraisy itu.
Tiba tiba Abdurrahman bin Auf melihat Abu Jahal sedang berada dibawah sepohon kayu yang rindang. Dia menunggang kuda sambil berteriak memberi kata kata semangat kepada pasukannya agar terus berjuang.
Itulah lelaki yang kamu cari. Tetapi kamu haruslah berhati hati karena dia juga seorang perwira Quraisy” kata Abdurrahman bin Auf
“terima kasih paman. Saya akan dapatkan dia sekarang,” ujar Muaz sambil berlari ke arah Abu Jahal.
“Saya akan membantunya membunuh lelaki yang memusuhi Allah dan RasulNya itu,” kata Muawwiz juga.
“Berhati hati karena dia dilindungi oleh pasukan Quraisy,” pesan Abdurrahman bin Auf. Dia sendiri tidak dapat membantu karena sedang berhadapan dengan tentara Quraisy yang menyerangnya.
Muaz dan Muawwiz terus berlari ke arah Abu Jahal yang masih berada di atas kudanya , mereka berlari tanpa menghiraukan keselamatan mereka. Ketika itu Abu Jahal tidak menyadari kedatangan dua remaja tersebut. Muaz tiba lebih dahulu, karena badannya tak mencapai kaki abu Jahal untuk menebasnya, maka yang ia tebas adalah kaki kanan kuda yang dinaiki Abu Jahal, seketika kuda tersebut jatuh tersungkur, Abu Jahal pun tersungkur.
Dia marah sekali sambil menahan sakitnya akibat jatuh dari kuda, Abu Jahal mencoba bangun tetapi dengan cepat Muaz menebas kaki kanan Abu Jahal hingga putus. Muawwiz yang menyusul memukul pula kepala Abu Jahal hingga dia teramat sakit.
Ikramah anak Abu Jahal yang turut berada di situ segera menolong dan melindungi bapaknya, dia menyerang balik Muaz dan menebas tangan kiri remaja itu hingga hampir putus, Muaz terjerembab. Muaz berusaha lari dan dibiarkan oleh ikrimah karena dia melihat Muawwiz hendak membunuh bapaknya. Maka terjadi pertarungan seorang dewasa matang dalam pertempuran yaitu Ikramah dengan Muawwiz yang masih berumur 13 tahun, karena tidak seimbang akhirnya Muawwiz gugur sebagai syahid.
Muaz selepas berhasil menjauhi Ikramah yang mengejarnya, ia terus berlari menuju Rasulullah, tapi pelariannya terganggu karena tangan kirinya yang terkulai karena hampir putus. Muaz akhirnya berhenti lalu mengambil keputusan untuk memutuskan tangannya yang terkulai itu lalu berkata, “ wahai tangan, kamu mengganggu perjalananku untuk bertemu Rasulullah.
Tanpa menghiraukan kesakitannya Muaz terus berlari hingga bertemu Rasulullah, kemudian Muaz memeluk Rasulullah.
“Wahai Rasulullah, saya dan Muawwiz berhasil membuat Abu Jahal cedera, tetapi dia masih hidup karena kami di serang oleh anaknya bernama Ikramah dan beberapa pasukan Quraisy.” Beritahu Muaz sambil menunjukkan posisi dimana Abu Jahal sedang berada.
Nabi Muhammad memanggil Abdullah Ibnu Mas’ud yang berada di situ karena gilirannya mengawal Rasulullah , Beliau lalu menyuruh Ibnu Masud mencari Abu Jahal berada.
“ Wahai Ibnu Masud, anak ini mengatakan dia telah membuat Abu Jahal terluka, pergilah dan lihatlah dia disana,” kata Rasulullah.
Abdullah ibnu Mas’ud segera pergi mencari Abu Jahal, didapatinya pimpinan Quraisy itu terluka parah tetapi masih hidup. Tanpa rasa belas kasihan Abdullah bin Mas’ud menekan leher Abu Jahal sambil berkata,” Wahai musuh Allah dan musuh RasulNya, pada hari ini Allah menghinakanmu.”
“Dengan apa Allah menghina aku? Apakah karena aku mati ditangan engkau? Tanya Abu Jahal yang masih menunjukkan kesombongannya.
Abdullah ibnu Mas’ud mengangkat pedang hendak memenggal kepala Abu Jahal, tetapi Abu Jahal berujar,” sebelum engkau membunuh aku, beritahu dahulu pihak mana yang memenangi pertempuran ini, milik siapakah kemenangan hari ini?”
“Pasukan Quraisy kalah, kemenangan itu milik Allah dan RasulNya,” Jawab Abdullah bin Mas’ud.
“Anda bohong wahai pengembala kambing !” kata Abu Jahal, dia masih menunjukkan angkuhnya walau situasi sedang kritis.
Tanpa ada sela waktu, pedang Abdullah bin Mas’ud menebas kepala Abu Jahal… Berita terbunuhnya Abu Jahal dengan cepat disampaikan kepada pasukan Islam, mereka menjadi semakin membara dan semangat, tetapi dipihak lain berita kematian itu meluluhkan semangat pasukan Quraisy….
Rasul mendengar berita kematian Abu Jahal dari Abdullah bin Mas’ud, beliau mengatakan ,” Wallahi, Laa ilaha illaLLah , Laa ilaha illaLLah, Laa ilaha illaLLah, Allahu Akbar, AlhamduliLLah , Dia yang memenuhi janjiNya dengan menolong hambaNya dan mengalahkan musuhNya.”
Begitulah kematian musuh Allah, secara fisik dan kemegahan saat itu Abu Jahal termasuk manusia yang dihormati kaumnya, punya posis tinggi, tapi Allah menghinakannya, dimulai dengan serangan dua orang remaja dibawah umur, segala kekuatannya tumbang atas izin Allah, sebuah bukti hanyalah dengan kekuatan iman dan jihad lah yang dapat mengalahkan kekuatan kekuatan musrik dan musuh Islam dari dulu hingga sekarang…
Ya Allah kuatkanlah Islam dengan generasi yang Engkau ridhoi, dan munculkanlah kekuatan Islam dari munculnya pemuda pemuda muslim belia seperti Muaz bin Amr Al-jamuh, dan Muawwiz bin Afra...(Sirah Nabawiyah Ibnu Hisham Jilid 1MM)
Sumber : http://situslakalakareturn.blogspot.com/2012/06/ya-allah-kuatkan-islam-dengan-generasi.html

Apakah Ikhlas Berarti Tidak Mengharap Pahala Dan Surga?

asdasd | 00.17 | 0 komentar
Apakah Ikhlas Berarti Tidak Mengharap Pahala Dan Surga?:




Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, حفظه الله تعالى

Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat dan yang berhak disembah. Shalawat dan salam kepada penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad, ...







Apakah Ikhlas Berarti Tidak Mengharap Pahala Dan Surga?

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, حفظه الله تعالى
Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat dan yang berhak disembah. Shalawat dan salam kepada penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad, istri-istri beliau, keluarga, para sahabat yang berjuang keras membela Islam dan setiap orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan hingga akhir zaman.
Sebagian ulama dan ahli ibadah punya keyakinan bahwa jika seseorang beribadah dan mengharap-harap balasan akhirat yang Allah janjikan maka ini akan mencacati keikhlasannya. Walaupun mereka tidak menyatakan batalnya amalan karena maksud semacam ini, namun mereka membenci jika seseorang punya maksud demikian.
Mereka pun mengatakan, “Jika aku beribadah pada Allah karena mengharap surga-Nya dan karena takut akan siksa neraka-Nya, maka aku adalah pekerja yang jelek. Tetapi aku hanya ingin beribadah karena cinta dan rindu pada-Nya.” Perkataan ini juga dikemukakan oleh Robi’ah Al ‘Adawiyah, Imam Al Ghozali dan Syaikhul Islam Ismail Al Harowi.1 Di antara perkataan Robi’ah Al Adawiyah dalam bait syairnya, “Aku sama sekali tidak mengharap surga dan takut pada neraka (sebagai balasan ibadah). Dan aku tidak mengharap rasa cintaku ini sebagai pengganti.”
Jadi intinya mereka bermaksud mengatakan bahwa janganlah seseorang beramal karena ingin mengharap pahala, mengharap balasan di sisi Allah, ingin mengharap surga atau takut pada siksa neraka. Ini namanya tidak ikhlas.
Namun jika kita perhatikan kembali pada Al Qur’an dan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sungguh pendapat mereka-mereka jauh dari kebenaran. Berikut beberapa buktinya. Semoga Allah memberikan kepahaman.
Allah Memerintahkan untuk Berlomba Meraih Kenikmatan di Surga
Setelah menyebutkan berbagai kenikmatan di surga dalam surat Al Muthaffifin, Allah Ta’ala pun memerintah untuk berlomba-lomba meraihnya,

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. ” (QS. Al Muthaffifin: 26)
Dalam Al Qur’an pun Disebutkan Balasan dari Suatu Amalan
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا (107) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا (108)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya.” (QS. Al Kahfi: 107-108)
Al Qur’an Memberi Kabar Gembira dan Peringatan
Allah Ta’ala berfirman,

قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
“Al Qur’an sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik.” (QS. Al Kahfi: 2)
Sifat Orang Beriman, Beribadah dengan Khouf (Takut) dan Roja’ (Harap)
Allah Ta’ala berfirman,

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. ” (QS. Al Israa’: 57)
Sifat ‘Ibadurrahman Berlindung dari Siksa Neraka
Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. ” (QS. Al Furqon: 65)
Sifat Ulil Albab juga Berlindung dari Siksa Neraka
Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191) رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (192) رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آَمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآَمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ (193) رَبَّنَا وَآَتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ (194)
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” ” (QS. Ali Imron: 191-194)
Malaikat pun Meminta pada Allah Surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menceritakan keadaan para malaikat, beliau bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman,

فَمَا يَسْأَلُونِى قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ
“Apa yang para malaikat mohon pada-Ku?” “Mereka memohon pada-Mu surga,” sabda beliau.

Lihatlah malaikat pun meminta pada Allah surga, padahal mereka adalah seutama-utamanya wali Allah. Sifat-sifat para malaikat adalah,

لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Malaikat-malaikat itu tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Asiyah, istri Fir’aun yang Beriman Meminta Rumah di Surga
Allah Ta’ala berfirman,

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آَمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. ” (QS. At Tahrim: 11). Padahal Asiyah lebih utama dari Robi’ah Al Adawiyah, namun ia pun masih meminta pada Allah surga.
Para Nabi Beribadah dengan Roghbah (Harap) dan Rohaba (Cemas/Takut)
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami. ” (QS. Al Anbiya’: 90)2
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam pun Meminta Surga
Sebagaimana do’a Nabi Ibrahim -kholilullah/ kekasih Allah-,

وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ
“Dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Asy Syu’ara: 85-87)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun Meminta Surga
Dari Abu Sholih, dari beberapa sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada seseorang, “Do’a apa yang engkau baca di dalam shalat?”

أَتَشَهَّدُ وَأَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ أَمَا إِنِّى لاَ أُحْسِنُ دَنْدَنَتَكَ وَلاَ دَنْدَنَةَ مُعَاذٍ
“Aku membaca tahiyyat, lalu aku ucapkan ‘Allahumma inni as-alukal jannah wa a’udzu bika minannar‘ (aku memohon pada-Mu surga dan aku berlindung dari siksa neraka). Aku sendiri tidak mengetahui kalau engkau mendengungkannya begitu pula Mu’adz”, jawab orang tersebut. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami sendiri memohon surga (atau berlindung dari neraka).”3
Nabi Menyuruh Meminta Tempat yang Mulia untuknya di Surga
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, beliau mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَىَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِىَ الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِىَ الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kalian mendengar mu’adzin, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin, lalu bershalawatlah kepadaku, maka sungguh siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak 10 kali. Kemudian mintalah pada Allah wasilah bagiku karena wasilah adalah sebuah kedudukan di surga. Tidaklah layak mendapatkan kedudukan tersebut kecuali untuk satu orang di antara hamba Allah. Aku berharap aku adalah dia. Barangsiapa meminta wasilah untukku, dia berhak mendapatkan syafa’atku.”4

Yang dimaksud dengan wasilah adalah kedudukan tinggi di surga. Sebagaimana terdapat dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِنَّ الوَسِيْلَةَ دَرَجَةٌ عِنْدَ اللهِ لَيْسَ فَوْقَهَا دَرَجَةٌ فَسَلُّوْا اللهَ أَنْ يُؤْتِيَنِي الوَسِيْلَةَ عَلَى خَلْقِهِ
“Sesungguhnya wasilah adalah kedudukan (derajat yang mulia) di sisi Allah. Tidak ada lagi kedudukan yang mulia di atasnya. Maka mintalah pada Allah agar memberiku wasilah di antara hamba-Nya yang lain.”5
Setelah Kita Menyaksikan
Setelah kita melihat sendiri dan menyaksikan dengan seksama berbagai ayat al Qur’an dan riwayat hadits yang telah kami kemukakan di atas, ini menunjukkan bahwa seluruh ajaran agama ini mengajak setiap hamba untuk mencari surga dan berlindung dari neraka-Nya. Dalil-dalil tersebut juga menunjukkan bahwa para rasul, para nabi, para shidiq, para syuhada’, para malaikat dan para wali Allah yang mulai, mereka semua beramal karena ingin meraih surga dan takut akan siksa neraka. Mereka adalah hamba Allah terbaik, lantas pantaskah mereka disebut pekerja yang jelek?!

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,

وَطَلَبُ الْجَنَّةِ وَالِاسْتِعَاذَةِ مِنْ النَّارِ طَرِيقُ أَنْبِيَاءِ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَجَمِيعِ أَوْلِيَائِهِ السَّابِقِينَ الْمُقَرَّبِينَ وَأَصْحَابِ الْيَمِينِ
“Meminta surga dan berlindung dari siksa neraka adalah jalan hidup para Nabi Allah, utusan Allah, seluruh wali Allah, ahli surga yang terdepan (as sabiqun al muqorrobun) dan ahli surga pertengahan (ash-habul yamin).”6
Salah Paham dengan Kenikmatan di Surga dan Siksa Neraka
Mengenai perkataan sebagian sufi,

لَمْ أَعْبُدْكَ شَوْقًا إلَى جَنَّتِكَ وَلَا خَوْفًا مِنْ نَارِكَ
“Aku tidaklah beribadah pada-Mu karena menginginkan nikmat surga-Mu dan takut pada siksa neraka-Mu”, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah memberikan jawaban,
“Perkataan ini muncul karena sangkaannya bahwa surga sekedar nama tempat yang akan diperoleh berbagai macam nikmat. Sedangkan neraka adalah nama tempat yang mana makhluk akan mendapat siksa di dalamnya. Ini termasuk mendeskreditkan dan meremehkan yang dilakukan oleh mereka-mereka karena salah paham dengan kenikmatan surga. Kenikmatan di surga adalah segala sesuatu yang dijanjikan kepada wali-wali Allah dan juga termasuk kenikmatan karena melihat Allah. Yang terakhir ini juga termasuk kenikmatan di surga. Oleh karenanya, makhluk Allah yang paling mulia selalu meminta surga pada Allah dan selalu berlindung dari siksa neraka.”7
Melihat wajah Allah di akhirat kelak, itulah kenikmatan yang paling besar dan istimewa dari kenikmatan lainnya. Dari Shuhaib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ – قَالَ – يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ – قَالَ – فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ ».
“Jika penduduk surga memasuki surga, Allah Ta’ala pun mengatakan pada mereka, “Apakah kalian ingin sesuatu sebagai tambahan untuk kalian?” “Bukankah engkau telah membuat wajah kami menjadi berseri, telah memasukkan kami ke dalam surga dan membebaskan kami dari siksa neraka?”, tanya penduduk surga tadi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah pun membuka hijab (tirai). Maka mereka tidak pernah diberi nikmat yang begitu mereka suka dibanding dengan nikmat melihat wajah Rabb mereka ‘azza wa jalla.”8
Siksaan di neraka yang paling berat adalah karena tidak memperoleh nikmat yang besar ini yaitu melihat Allah Ta’ala. Orang-orang kafir tidak merasakan melihat wajah Allah yang merupakan nikmat terbesar yang diperoleh oleh penduduk surga. Inilah kerugian dan siksaan bagi mereka. Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari melihat wajah Tuhan mereka. ” (QS. Al Muthaffifin: 15). Imam Syafi’i berdalil dengan mafhum (makna tersirat) ayat ini,

هذه الآية دليل على أن المؤمنين يرونه عز وجل يومئذ
“Ayat ini adalah dalil bahwa orang-0rang beriman akan melihat Allah ‘azza wa jalla pada hari itu (hari kiamat).”9
Inilah pikiran picik yang membatasi kenikmatan di surga hanya dengan merasakan berbagai nikmat, seperti sungai, bidadari, buah-buahan, namun ada nikmat yang lebih daripada itu yaitu nikmat melihat Allah Ta’ala.
Kesimpulan
Yang namanya ikhlas adalah seseorang beramal dengan mengharap segala apa yang ada di sisi Allah, yaitu mengharap surga dengan segala kenikmatannya (baik bidadari, berbagai buah, sungai di surga, rumah di surga, dsb), termasuk pula dalam hal ini adalah ingin melihat Allah di akhirat kelak. Begitu pula yang namanya ikhlas adalah seseorang beribadah karena takut akan siksa neraka. Inilah yang namanya ikhlas.

Jika seseorang tidak memiliki harapan untuk meraih surga dan takut akan neraka, maka semangatnya dalam beramalnya pun jadi lemah. Namun jika seseorang dalam beramal selalu ingin mengharapkan surga dan takut akan siksa neraka, maka ia pun akan semakin semangat untuk beramal dan usahanya pun akan ia maksimalkan.

Filosofi Memanah

asdasd | 01.22 | 0 komentar
Filosofi Memanah:






Filosofi Memanah

Alkisah, di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.

Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.

Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"

Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.

"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".

"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.

"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."

"Apa itu?" tanya baginda penasaran.

"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".

Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat."

Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.

Para pembaca yang luar biasa,

Pengertian tentang mengistirahatkan tali busur (agar saat dipakai lagi tali tetap punya daya lentur yang kuat) dan fokus dalam memanah, sangat baik sekali. Kedua pengertian ini dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.
 Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan maksimal dan memuaskan.

Filosofi Memanah

asdasd | 18.02 | 0 komentar
Filosofi Memanah:









Filosofi Memanah

Alkisah, di suatu senja yang kelabu,
tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke
kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat
menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil
dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan
dengan baik seperti biasanya.








Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di
rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya
memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja
beserta rombongannya.







Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda,
sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan
hari ini tidak memuaskan baginda?"







Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri
sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu,
kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan
memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.







"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar
busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali,
busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena
berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus,
tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".







"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.







"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini
sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan
seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada
pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."







"Apa itu?" tanya baginda penasaran.







"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila
pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan,
anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa
mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".







Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk
beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih
sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat
berharga dari seorang pemburu yang hebat."







Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan
perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil
lebih baik.







Para pembaca yang luar biasa,







Pengertian tentang mengistirahatkan tali busur (agar saat dipakai
lagi tali tetap punya daya lentur yang kuat) dan fokus dalam memanah,
sangat baik sekali. Kedua pengertian ini dapat kita aplikasikan ke dalam
kehidupan kita sehari-hari. Kita butuh keahlian dalam mengatur
irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan
kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan
segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.








Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita
akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti
(hasilnya) akan maksimal dan memuaskan.












source : andriewongso

Ketika Kau Jatuh Cinta

asdasd | 02.38 | 0 komentar
Ketika Kau Jatuh Cinta:








Ketika Kau Jatuh Cinta

Aku mendapati
banyak sekali remaja bingung ketika seorang pemuka agama berkata padanya
agar tidak pacaran. Mereka tidak mengerti bagaimana benih cinta yang
tumbuh dalam hati mereka bisa tumbuh menjadi suatu kesalahan.
Kebingungan itu semakin bertambah ketika mendapati orang tua mereka
tidak bisa menjelaskan apapun soal itu.
 
Terjepit oleh cinta dan rasa bersalah,
banyak diantara mereka akhirnya tergoda oleh godaan setan dan melanggar
apa yang dilarang oleh si pemuka agama. Tidak sedikit juga diantara
mereka yang sampai saat ini masih terjebak dalam jurang kegalauan yang
sepertinya tidak berdasar. 
 
Nah, untuk mereka yang memiliki
masalah seperti itulah tulisan ini aku buat. Dalam beberapa paragraf ke
depan, aku akan menjelaskan bagaimana seseorang harus bersikap saat
cinta datang. So, keep reading! 

SIAPA BILANG CINTA ITU SALAH?

Cintalah yang membuat kita dapat
merasakan manisnya hidup. Cinta juga yang membuat seseorang terus
bertahan walau sepertinya hampir tak seorang pun mendukungnya. Jadi
kalaulah ada yang salah, pasti bukan cintanya yang salah.
 
Ada banyak kemungkinan. Bisa jadi
alasan cintanya yang salah. Coba tanya lagi, apa cintamu padanya memang
tulus karena kebaikan? Tidakkah rasamu itu muncul karena kamu tertarik
pada hartanya? Tidakkah ia muncul karena kamu hanya suka paras dan
tampilan fisiknya? Jika kamu sendiri tidak yakin perasaan itu punya
alasan yang cukup kuat untuk mengatasi segalanya, kenapa kamu berani
menyebut dirimu telah jatuh cinta?
 
Bisa jadi arahnya yang salah. Coba
tanya kembali apa orang itu memang pantas dicintai? Apa dia memang cukup
baik? Pilihlah seseorang untuk selalu berada di dekatmu dengan bijak
karena orang itulah yang nanti akan ikut menentukan apakah kamu harus
dikembalikan ke surga atau ke neraka.
 
Bisa jadi cara menyikapinya yang
salah. Tahukah kamu apa yang harus seseorang lakukan ketika rasa cinta
datang? Jawabnya adalah, tidak ada.
 
Aku tidak salah ketik. Jika cinta itu
datang, diamlah dan tunggu hingga tiba masanya. Melakukan lebih dari itu
hanya akan membuatmu menyesal di akhir nanti. 

TERUS KALAU RINDU GIMANA?

Berdoa! Mengatakan rindu padanya hanya
akan membuatnya tahu kalau kamu tidak cukup kuat menahan diri. Kalaupun
itu membuatnya datang mendekat dan mengobati rindumu, kamu hanya akan
menjadi pengaruh buruk buatnya. Tunggulah sampai waktunya tiba dan
sementara itu …
 
Berdoalah pada Dia Yang Maha Memiliki
agar temanmu itu juga merasakan hal yang sama dan mintalah agar Dia Yang
Maha Mengumpulkan mempersatukan kalian dalam kebaikan. 

KALAU DIA DIDEKATIN ORANG LAIN GIMANA?

Wah bukankah itu kesempatan bagus!
Mari kita lihat apakah dia tergoda atau tidak? Kalau dia benar-benar
orang baik, harusnya dia tidak tertarik pada ajakan seperti itu kan.
Kalau pada ajakan begitu saja dia sudah tergoda, berarti dia tak cukup
baik. Mudah saja kan? Cari calon lain yang lebih baik! 

KALAU ORANG SEBAIK ITU TIDAK ADA LAGI?

Pasti ada, Allah kan sudah berjanji
laki-laki baik untuk perempuan baik dan laki-laki buruk untuk perempuan
buruk. Apa kamu lebih percaya janji manis manusia daripada janji Yang
Maha Benar?
 
Percayalah bahwa Dia masih menyisakan
seorang laki-laki baik untukmu dan mendatangkannya padamu saat kau sudah
siap. Sembari menunggu, perbaiki dan pantaskanlah diri! 

KALAU DIA GAK DATANG-DATANG?

Kamu bisa sampaikan rasamu saat dia
siap seperti yang dilakukan Khadijah atau tunggulah sampai ia seperti
yang dilakukan Fathimah. Bersabar saat menunggu akan menjaga cintamu
tetap suci dan tulus. 
 
Suatu rahasia tidak akan lagi membuat
penasaran ketika ia akhirnya terbongkar. Begitu juga cinta!
Mengungkapnya terlalu jelas hanya akan membuat kata itu kehilangan makna
dan rasa. Jadi rahasiakan! 
 
Selagi menanti perbaiki diri
terus-menerus karena dosa dapat menghalangi rejeki. Kalaupun setelah
memperbaiki diri, dia masih belum datang juga. Yakinlah Tuhan punya
calon yang jauh lebih baik dari orang yang kamu inginkan itu dengan
pengetahuanmu yang terbatas itu. 

KALAU DIA BILANG CINTA?

Jangan mau diajak pacaran! Langsung
tanya kesiapannya untuk melamar! Tidak mungkin dia mendekatimu dan
berani bilang cinta jika dia belum kenal dan tanya-tanya siapa dirimu.
 
Jangan tergoda dengan istilah pacaran
islami? Majalah dan televisi yang kamu tonton tidak tahu apa-apa soal
agama. Apa kamu pikir dengan pakai kosmetik halal dan jilbab syar’i
pacaranmu bisa disebut islami? No way! Gak ada konsep pacaran dalam
Islam. Kenali! Kalau suka langsung lamar! Jangan main-main sama anak
orang! 

KALAU DIA BERKERAS MINTA PACARAN?

Jangan tergoda! Mungkin bagimu
kemenangan seperti sudah di depan mata tapi sekali lagi jangan tergoda!
Itu adalah tanda bahwa ia mau dekat-dekat dengan yang belum halal
baginya. Kalau dengan kamu yang belum halal saja dia berani dekat-dekat,
berarti dia juga berani dekat-dekat yang lain saat kalian sudah menikah
nanti. 
 
Kalau dia memang bersikeras, sadarilah
bahwa ternyata dia tidak sebaik kelihatannya. Ikhlaskan dan cari yang
lebih baik lagi! Kalau dia terima penjelasanmu, berdoalah semoga dia
istiqomah hingga saatnya kalian menikah nanti. 

PESAN TERAKHIR

Jika rasa cinta itu datang, berdoalah
agar dia cukup pantas kemudian tunggulah waktunya tiba dengan sabar.
Jika ternyata bukan dia, syukurilah karena Allah telah memilihkan
seseorang yang lebih baik dan lebih pantas untukmu.
 
Jangan pernah sekalipun menginginkan
pacaran. Tahukah kalian betapa sakitnya hati ketika tenaga, uang, waktu,
dan perasaan yang telah dikorbankan menjadi sia-sia karena suatu
keadaan yang membuat kalian tidak mungkin bersama? Seandainya tahu,
pasti tak sedikit pun kalian ingin pacaran.
 
Ketahuilah bahwa Allah Maha Kuasa
untuk menjadikan kalian satu atau sebaliknya. Walau bagaimana pun kalian
berusaha bersatu, jika Dia tak ingin maka kalian tak akan bersama.
Sebaliknya, walau bagaimana pun kalian berusaha menjauh, jika Dia ingin
maka kalian akan bersama. Oleh sebab itu, dekatkanlah diri pada Yang
Maha Memiliki dan minta baik-baik.
 
Semoga Allah mempersatukan kalian dengan baik di dunia dan di akhirat.

Mereka Hanya Motivator

asdasd | 20.02 | 0 komentar
Mereka Hanya Motivator










Mereka Hanya Motivator

Perhatikan Gambarnya !!!

Tidakkah merasa rancu?

Be You! Believe In Yourself!!!

Sebenernya aku kurang paham apa maksudnya, tapi aku ingin mengatakan bahwa yang benar adalah

Be You! Believe Alloh SWT!!!

Mungkin cuplikan dibawah ini bisa membantumu berpikir lebih keras lagi... :)





Ketika Anda mengikuti seminar motivasi untuk sukses, Anda tidak langsung jadi sukses setelah seminar selesai.

Atau ketika Anda membaca buku motivasi untuk cepat kaya, Anda tidak bisa langsung jadi kaya setelah membaca buku itu.



Sehebat apapun motivasi untuk sukses yang Anda terima tidak ada
jaminan untuk mengubah hidup Anda, karena motivasi saja tidak cukup.
Yang Anda butuhkan adalah tindakan dan butuh melakukan tindak lanjut
untuk mewujudkannya..



Sebagaimana dalam masalah dunia, ini juga berlaku dalam masalah akhirat..



Minimal dalam setiap jum’at, kaum muslimin dimotivasi untuk menjadi
hamba yang baik, hamba yang bertaqwa, mereka juga dimotivasi untuk
meraih surga dan sukses di akhirat. Namun apakah seusai jumatan mereka
langsung menjadi orang yang bertakwa? Kita jawab, tidak ada jaminan
untuk itu.



Mungkin Anda bisa mengukur, ketika Anda mengikuti jumatan apa yang
bisa Anda rasakan ketika Jumatan selesai. Apakah Anda merasa ada
peningkatan takwa?



Baik kita sepakat tidak ada jaminan untuk itu..



Itu artinya khatib hanya bisa memberikan dan menyampaikan motivasi,
mereka tidak bisa mengubah hidup kita. Sehebat apapun khatib hanya bisa
memberikan motivasi, tidak bisa mengubah hidup jamaahnya

Kita meyakini nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
motivator terbaik dalam masalah Akhirat. Namun semata hanya membaca
hadis beliau, tidak bisa memaksa Anda untuk masuk surga. Para sahabat,
para ulama adalah para motivator yang ulung dan handal. Meskipun
demikian semata mendengar atau membaca nasehat mereka tidak bisa membuat
Anda masuk surga



Disana ada banyak ustadz, ada banyak nasehat mereka. Anda membuka
yufid.tv ada ratusan ceramah dan tausyiah. Namun kami ingatkan, mereka
hanya motivator. Mereka tidak bisa merubah hidup Anda.



Ya.. nasehat itu isinya hanya motivasi dan Anda yang bertanggung
jawab untuk melakukan eksekusi. Sejuta nasehat, jika hanya Anda
dengarkan tidak akan mengubah Anda menjadi seorang yang bertaqwa.



Kita ingat sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali yang enggan.” Kemudian
para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan wahai Rasulullāh?”. Beliau
menjawab, “Barangsiapa yang taat kepadaku dia masuk surga, dan
barangsiapa yang durhaka kepadaku maka dialah yang enggan.”
(HR. Bukhari)



Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para ulama kemudia para ustadz, pada dai hanya bisa memberikan motivasi. Selanjutnya apakah Anda mau mengikutinya atau tidak



Simak dengan dengan seksama “Ustadz hanyalah motivator” tidak menjadikan Anda langsung masuk surga…





Memberi lalu Menerima

asdasd | 08.54 | 0 komentar
Memberi lalu Menerima









Memberi lalu Menerima

Dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan keburukannya kembali kepada dirinya sendiri.







~ Qur'an: Al An'am: 164 ~
Pada pelajaran ini kita akan bahas beberapa cara atau syarat memberi
efektif agar pemberian yang telah kita lakukan, entah itu berbentuk
zakat/tithe, infak, sedekah maupun hadiah yang kita berikan ke orang lain, benar-benar bisa ampuh membuka kran rejeki kita.



Kran rejeki kita akan terbuka karena pemberian yang efektif mengaktifkan "hukum imbalan sepuluh kali lipat" atau "the law of ten-fold return", sehingga uang sedikit yang kita berikan, kembali ke kita berlipat ganda menjadi sumber rejeki baru.



Saya harap Anda sudah semakin yakin bahwa kalau Anda ingin segera sukses, kaya dan bahagia dalam hidup ini, maka Anda harus segera mulai memberi, detik ini juga.



Mulai dengan memberikan apa yang sudah Anda punya lebih dahulu dan yang Anda merasa nyaman melepaskannya dari hidup Anda.



Semua perjalanan dimulai dengan satu langkah kecil.



Semua anak belajar bicara dengan satu kata sederhana lebih dahulu.
Jadi kalau memberi ini adalah suatu hal baru dalam hidup Anda, Anda
harus memulainya dengan yang Anda bisa. Dengan yang Anda merasa nyaman,
dan bukan karena merasa terpaksa atau karena merasa ini adalah sebuah
persyaratan.



Keikhlasan dan rasa syukur akan penjagaan dan karunia Tuhanlah yang harusnya menjadi motivasi memberi agar bisa efektif.



Jadi Anda perlu berlatih dengan jumlah yang Anda mampu dulu.


 

Bila Anda sudah terbiasa memberi, dan ingin merasakan kesuksesan yang
lebih besar lagi, Anda bisa sedikit demi sedikit mulai menambah jumlah
pemberian Anda, karena memberi ini pada gilirannya memang akan
meningkatkan kondisi perekonomian Anda. Percayalah.



Oh ya, kalau Anda perhatikan dengan cermat isi Al-Quran,
Anda akan menemukan bahwa perintah untuk memberi ini sangat-sangat
banyak. Dengan beragam redaksi kalimat perintah seperti, "Maka
nafkahkanlah hartamu...", atau tentang "Orang-orang yang menafkahkan
hartanya..." dan sejenisnya.



Bahkan, tampak lebih banyak jumlahnya dari perintah menjalankah jenis ibadah lainnya.



Jadi, jelas kan memberi ini bukan hal main-main. Ini salah satu jenis
"ibadah" yang dengan sangat kuat diperintahkan Tuhan berulang kali
dengan penekanan pula.



Jadi kalau masih ada orang yang rajin melakukan ritual ibadah jenis
lainnya, apapun, tetapi dia masih juga pelit memberi, maka berarti dia
telah salah menafsirkan perintah Tuhan. Wallahu'alam.



Yang jelas, kita sudah tahu bahwa langkah pertama yang bisa kita
tempuh untuk mendapatkan kesuksesan sejati adalah dengan lebih dahulu
memberi. Bahwa memberi membuka kran rejeki.



Berikutnya, saya jelaskan detil syarat memberi efektif yang manjur
untuk membuka kran rejeki dengan mengaktifkan imbalan 10 kali lipat.





Strategi Sukses

Strategi Sukses

Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan terima.

Dan untuk terus menerima, Anda harus terus memberi, dan memberi, dan memberi.

Anda memberi dahulu, baru Anda menikmati hasilnya.



  ~   Sukses Total.com   ~  




1. BERI DENGAN PERASAAN POSITIF



Syarat memberi efektif pertama agar pintu sukses
kita terbuka lebar adalah kita harus memberi dengan perasaan positif,
dengan hati senang dan benar-benar tulus.



Untuk bisa melakukan memberi efektif dengan perasaan positif ini Anda
perlu berlatih mempercayai insting dan kata hati. Ingat, bahkan yang
menggerakkan hatipun adalah Tuhan jua adanya.



Saya dahulu biasa memilih-milih dengan logika, siapa yang perlu saya
beri. Tetapi kebanyakan menimbang seperti itu malah menghalangi flow dan good feeling kita, karena kita jadi kemudian terjebak banyak prasangka, atau bahkan keraguan. Akibatnya, efektifitas memberi kita terhambat.



Pemberian yang diiringi perasaan negatif seperti cemas, ragu-ragu
atau khawatir, seperti ini, tidak akan efektif menggerakkan hukum
TEN-FOLD RETURN.



Lebih baik gunakan petunjuk spontanitas. Misalnya, Anda sudah
meniatkan hendak memberi sejumlah uang, tanpa ragu atau pikir panjang,
langsung berikan uang tersebut kepada orang pertama yang Anda rasakan
panggilan untuk memberi.



Karena seperti telah dibahas sebelumnya dalam memberi sebagai rahasia
sukses terbesar, memberi yang saya bicarakan di sini luas sekali.



Tidak harus kita memberi kepada mereka yang lebih membutuhkan atau
lebih miskin dari kita saja. Tidak, kita bisa memberi kepada siapa saja
yang menyentuh hati kita tadi.



Bisa jadi Anda akan memberi uang ke orang yang tidak Anda kenal
walaupun dia bukan pengemis. Atau memberi uang kepada teman sendiri yang
selama ini mendukung Anda, walaupun dia tidak membutuhkan bantuan
sepeserpun atau yang bahkan secara ekonomi lebih mapan dari kita.



Esensi dari memberi adalah menunjukkan kepada TUHAN bahwa kita yakin
akan janji-NYA. Kita yakin akan kekayaan, kebesaran dan kemaha-kuasaan
TUHAN.



Kita tunjukkan bahwa kita sepenuhnya beriman akan fakta bahwa TUHAN
pasti menjaga kita dalam kondisi apapun. Sehingga kita tidak takut
berpisah dengan uang atau harta kita, karena punya penjaga yang memiliki
segalanya.


 

Itu intinya. Dan kalau kita yakin kepada-NYA, maka kita tidak akan
merasa bersedih hati, takut, khawatir atau ragu sama sekali, kan? Kita
akan merasa positif tentang memberi ini.



Dan perasaan poritif adalah hal pertama dalam syarat memberi efektif kita.





2. JANGAN MENGHARAP BALASAN

Karena kita memberi dengan rasa positif sebagai rasa syukur kepada Tuhan, maka syarat memberi efektif kedua adalah Anda harus segera melupakan pemberian itu. Begitu uang meninggalkan tangan kita, sudah, lupakan.



Jangan pikirkan apapun, selain rasa syukur bahwa kita ternyata mampu
memberi, bahwa kita tidak akan pernah kekurangan atau disengsarakan oleh
Tuhan. Jangan pikirkan uang itu nantinya oleh yang menerima akan
digunakan untuk apa, atau yang lainnya.



Jangan pikirkan apapun, selain, apa tadi?...ya betul, selain rasa syukur akan PENJAGAAN TUHAN atas hidup kita.



Selain itu tentu saja Anda juga tidak boleh berpikir kapan mendapat
balasannya, atau dengan cara apa, atau berapa nanti balasannya.



Jangan berpikir apa-apa. Apalagi berpikir dan mengharapkan balasannya dari orang yang telah Anda beri tadi.



Semua pikiran seperti ini membatasi dan bahkan bisa menunda efek berlipat ganda pemberian kita.



Ibaratnya sesudah meminum segelas susu segar, kita yakin susu itu
akan membawa kesehatan, walaupun tidak saat itu juga kemudian penyakit
kita langsung sembuh, misalnya, atau tulang kita langung kuat dsb. Kita
hanya yakin bahwa susu akan membawa efek yang baik untuk kesehatan kita
dalam jangka panjang meski efeknya ini tidak langsung terasa.



Sama seperti itu. Susu diminum, habis, ucapkan Alhamdulillah.
Lalu lupakan. Anda tahu susu tersebut ada manfaatnya. Tapi Anda tidak
perlu kemudian memeriksa badan Anda untuk melihat apakah Anda sudah
bertambah tinggi atau berotot detik itu juga kan?



Berikan dan lupakan. Biar Tuhan yang mengurus ganjarannya. Yang
penting Anda yakin ganjaran tersebut pasti ada. Itu sudah cukup.
Melupakan pemberian Anda merupakan hal kedua dalam syarat memberi
efektif.





3. SIAP MENERIMA

Saya pernah membaca sebuah hadits dari Shahih Muslim, yang intinya,
konon, hari kiamat itu sudah dekat kalau sudah banyak orang kaya yang
setengah mati keliling kampung untuk bisa memberikan sebagian hartanya,
tetapi tidak bisa menemukan seorangpun yang bersedia menerima
pemberiannya tersebut, karena semua orang sudah (merasa) kaya dan tidak
membutuhkan pemberian orang lain. Semua orang menolak diberi.



Konon, itu tanda dekatnya hari kiamat. (Mudah-mudahan bukan di tahun 2012, ya,....he..he..he.)



Lepas dari kisah ini, karena kalau kiamat memang sudah harusnya datang, toh
tidak ada yang akan bisa merubah ketetapan Allah ini, kita memang harus
merenung bahwa kalau memberi adalah syarat untuk menjadi sukses,
bagaimana kalau sudah tidak ada lagi orang yang mau menerima pemberian
kita? Bukankah itu berarti bahwa pintu kesuksesan untuk semua orang juga
akan tertutup?



Karena itulah, agar memberi tetap ampuh dan bisa membukakan pintu
rejeki bagi kita dan semua orang di sekitar kita, maka syarat memberi
efektif ketiga adalah Anda sendiri pun harus selalu bersedia menjadi pihak penerima sebuah pemberian.



THE LAW OF RECIPROCITY (atau HUKUM TIMBAL BALIK atau BALAS MEMBALAS)
menggariskan bahwa memberi memerlukan pihak lainnya untuk menerima.
Tanpa adanya pihak penerima tidak mungkin ada pihak yang bisa menjadi
pemberi. Tidak akan ada tangan di atas bila tidak ada tangan yang
menadah di bawahnya untuk menerima.



Jadi, tangan di bawah sama pentingnya dengan tangan di atas. Ini
sebuah simbiosis mutualisme atau hubungan timbal balik yang saling
memerlukan dan menguntungkan.



Sehingga, sekali lagi, mari kita bukakan pintu rejeki untuk orang lain dengan siap menjadi pihak penerima bila ada yang memberi.



Jangan terjebak rasa tidak enak, merasa tidak berhak dan sebagainya.
Jangan tolak suatu pemberian walau yang memberi jauh lebih miskin harta
dari kita. Terima dan syukuri.



Karena, selain bersedia menerima adalah sebuah syarat memberi
efektif, menolak pemberian juga bisa menyakiti pihak pemberi dan membawa
seluruh umat manusia selangkah lebih dekat dengan hari
kiamat...he..he..he





4. BERI YANG ANDA INGINKAN

Syarat memberi efektif terakhir agar pemberian Anda
ampuh membuka lebar-lebar kran rejeki dalam hidup Anda, dalam arti, Anda
bisa memiliki semua yang Anda inginkan adalah kita harus mau memberi
tidak hanya uang, tapi apa saja yang kita inginkan tersebut.



Anda tahu, alur segala sesuatu itu begini: Anda memberi lebih dulu baru Anda mendapat balasannya berlipat-lipat.



Jadi bukan Anda kaya dulu baru Anda bisa memberi dan membantu orang lain, seperti sikap dan cara pandang kebanyakan orang.



"Nanti kalau aku kaya aku akan sedekah....", "Nanti kalau usahaku ini
sudah berhasil, aku akan menyantuni panti asuhan....", "Kalau aku naik
pangkat dan naik gaji, aku akan bayar zakat hartaku..." dan sebagainya.



Tidak, ini terbalik total.



Anda memberi dahulu, yang dengan itu Anda menyatakan diri bahwa ANDA SUDAH KAYA,



lalu (karenanya) Anda mendapat balasan berlipat, yang artinya
menegaskan perasaan bahwa Anda sudah kaya tadi serta menambah jumlah
kekayaan Anda.



Lalu karena balasan berlipat ini, Anda jadi bisa memberi semakin banyak lagi,



yang kemudian berakibat Anda mendapat lebih banyak lagi dan Anda semakin kaya luar biasa,



dan begitu seterusnya.


 

Anda memberi dulu, maka Tuhan akan menciptakan cara untuk membalas
pemberian Anda tadi sepuluh kali lipat, yang bisa jadi salah satunya
adalah dengan menaikkan pangkat dan gaji Anda, membuat usaha Anda
lancar, penjualan Anda meningkat dan sebagainya.



Memberi dengan begitu telah menjelma menjadi sebuah lingkaran Tuhan (kebalikan dari lingkaran setan, he..he..he..) yang tidak terputus menjaga kelangsungan kekayaan Anda.



Semakin banyak Anda memberi, semakin banyak Anda akan terima. Dan
untuk terus menerima, Anda harus terus memberi, dan memberi, dan
memberi.



Dan karena Anda ingin sukses tidak hanya dalam hal keuangan atau
harta material saja, maka Anda bisa memberi apa saja yang Anda punya.



Apapun itu yang Anda berikan, dari sesuatu yang abstrak dan tidak
memerlukan modal seperti senyum, kasih sayang, kelembutan, keramahan,
perhatian, sapaan, kata-kata yang memotivasi, ilmu, informasi, waktu,
pengabdian, sampai barang fisik, semua pasti dikembalikan pada Anda
berlipat ganda.





Jadi apapun yang Anda inginkan di dunia ini, berikanlah dahulu ke orang lain, ini adalah satu syarat memberi efektif.


  • Anda ingin terkenal, bantu orang lain menjadi terkenal lebih dulu.



  • Anda ingin disayang, maka sayangi orang lain terlebih dahulu.



  • Anda ingin orang di sekitar Anda ramah pada Anda, maka sapalah mereka lebih dahulu.



  • Anda ingin bumi ini memberi Anda kesejukan dan kenyamanan sebagai
    tempat tinggal, maka sayangi dan peliharalah bumi ini terlebih dahulu.



  • Anda tidak ingin ada perang di dunia, maka sebarkan pesan damai dan persahabatan.



  • Ingin putra-putri Anda bertabiat baik? Maka berlaku baik pulalah lebih dahulu ke mereka.



  • Ingin tubuh kita tetap sehat sehingga maksimal dalam memberi wadah
    untuk ekspresi jiwa kita? Maka perlakukanlah badan kita dengan baik
    terlebih dahulu. Makan yang sehat, istirahat, olah raga dsb.



  • Kita ingin bahagia, maka bahagiakanlah orang lain lebih dulu.



  • Ingin bertambah ilmu, ajarkan ilmu Anda ke orang lain lebih dahulu.



  • Ingin kejatuhan rejeki nomplok tidak terduga? Maka sekali-kali
    jadilah sumber rejeki nomplok tidak terduga untuk orang lain lebih
    dahulu.



  • Anda tidak ingin dimarahi, atau dimaki atau dibenci orang lain, maka
    jangan berikan kemarahan, kebencian atau makian kepada siapapun.



  • Dan sebagainya.


 

Pokoknya, SEMUA, apapun itu yang Anda inginkan, maka berikanlah lebih
dahulu kepada orang lain. Maka Anda akan mendapatkannya juga (berlipat
ganda pula). Maka pemberian Anda akan ampuh mengalirkan rejeki tiada
habis dalam hidup Anda.







Ten-fold Boomerang


 

PERINGATAN:

Karena setiap pemberian kita dikembalikan ke kita berlipat ganda, maka berhati-hatilah dengan 'apa yang Anda berikan'.



Berikan hanya yang positif saja.



Ibarat sebilah pisau tajam yang bisa sangat berguna tapi juga bisa
melukai kita, memberi yang negatif ke lingkungan atau orang lain juga
akan dikembalikan ke kita berlipat ganda.



Jadi pastikan Anda tidak memberikan kata-kata yang buruk, misalnya, atau tindakan kasar, atau merugikan atau curang atau menyakiti atau apapun yang buruk dan jahat, kepada siapapun.



Karena hukum Tuhan tidak akan meleset, dan Anda juga akan mendapat
ganjaran negatif serupa yang berlipat ganda. Kita tidak ingin itu bukan?



Kita tidak ingin boomerang tajam yang
berisi energi negatif yang kita lemparkan kembali ke kita berlipat
sepuluh tanpa bisa kita tangkis dan akhirnya melukai kita sendiri.


Dari pembahasan ini, mudah-mudahan rahasia sukses paling besar ini akhirnya bisa segera menjadi rahasia umum, di mana semua orang tahu dan menerapkannya. Alangkah indahnya dunia kalau begitu.



Jadi silahkan mulai memberi dan menerapkan syarat-syarat memberi efektif di atas.



Lalu kabari kami tentang kesuksesan yang menghampiri sebagai akibatnya.


 
Support : Toko Tensai | Agamweb | Sewa Web Indo
Copyright © 2014. Bangkit Wibisono - All Rights Reserved
Situs Resmi Bangkit Wibisono
Didukung Oleh Morosakato